Kamis, 09 April 2015

KEMISKINAN DI INDONESIA


KEMISKINAN DAN GARIS KEMISKINAN

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
  • Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang , perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
  • Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial , ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi . Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
  • Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan juga definisi kemiskinan) lebih tinggi di Negara maju daripada di negara berkembang. Hampir setiap masyarakat memiliki rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Garis kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi, misalnya seperti program peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi kemiskinan.

PENYEBAB DAN DAMPAK KEMISKINAN DI INDONESIA

A.      Penyebab kemiskinan di Indonesia
Berikut beberapa hal yang menjadi penyebab kemiskinan di Indonesia.

·           Perkembangan pendapatan per kapita secara global. Pendapatan per kapita secara global di Indonesia bisa menjadi penyebab kemiskinan di Indonesia, terutama jika pendapatan per kapita mengalami kemerosotan. Bila produktivitas sumber daya manusia dan alam meningkat, maka pendapatan per kapita juga akan mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika produktivitas sumber daya manusia dan alam menurun, maka pendapatan per kapita akan mengikuti. Kemerosotan pendapatan per kapita bisa terjadi bila meningkatnya standar perkembangan daerah, politik ekonomi yang sudah tidak sehat, serta beban hutang yang ditanggung.
·           Tingkat pendidikan yang rendah. Di Negara kita masih banyak anak yang belum bersekolah sekitar 80 persen anak Indonesia yang belum bersekolah karena keterbatasan ekonomi seharusnya anak itu mempunyai hak untuk bersekolah dan mengenyam pendidikan.
·           Merosotnya etos kerja dan produktivitas dalam masyarakat. Kemerosotan etos kerja dan produktivitas dalam masyarakat kita terjadi karena tidak didukung dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang baik. Untuk selalu memiliki etos kerja dan produktivitas yang baik, sumber daya manusia harus dibenahi supaya bisa memaksimalkan sumber daya alam yang ada sehingga masyarakat yang memiliki sumber daya manusia yang baik bisa menjamin tingkat kehidupannya dengan maksimal tanpa ketergantungan yang berlebihan.
·           Biaya hidup yang tinggi. Sudah menjadi hukum alam jika biaya hidup meningkat sedangkan pendapatan tidak sesuai, maka tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. Meningkatnya biaya hidup dalam masyarakat tertentu merupakan indikasi ketidakseimbangan pendapatan yang diperoleh masyarakat yang tidak ditunjang dengan keahlian kerja, sementara persaingan dalam dunia kerja terus meningkat. Jika demikian, wajar saja bila kemiskinan di Indonesia masih saja terjadi.
·           Subsidi dari pemerintah yang tidak merata. Penyebab kemiskinan di Indonesia yang terakhir adalah subsidi yang tidak merata dari pemerintah terhadap daerah. Penyebab kemiskinan di Indonesia dalam hal ketidakmerataan subsidi ini akan menyulitkan terpenuhinya berbagai kebutuhan pokok dalam masyarakat serta minimnya jaminan keamanan bagi masyarakat terutama masyarakat miskin.

B.       Dampak kemiskinan di Indonesia
Berikut beberapa dampak yang dihasilkan karena kemiskinan yang terjadi di Indonesia.

·           Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dari sangat rendah. Ini berarti dengan adanya tingkat kemiskinan yang tinggi banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup masyarakat.
·           Tingkat kematian meningkat. Ini dimaksudkan bahwa masyarakat Indonesia banyak yang mengalami kematian akibat kelaparan atau melakukan tindakan bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani kemiskinan yang di alami.
·           Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan. Hal ini disebabkan karena masyarakat tidak mampu untuk membeli kebutuhan akan makanan untuk mereka makan sehari-hari, sehingga tidak banyak masyarakat miskin yang harus menahan lapar dan kemudian mereka meninggal karena tidak makan berhari-hari.
·           Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah). Ini menyebabkan masyarakat di Indonesia tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan dan tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk memperoleh pendapatan.
·           Tingkat kejahatan meningkat. Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk memperoleh pendapatan dengan cara-cara kejahatan karena dengan cara yang baik mereka tidak mempunyai modal yaitu ilmu dan keterampilan yang cukup.

CARA MENGATASI KEMISKINAN DI INDONESIA

Pertama, meningkatkan pendidikan rakyat. Sebisa mungkin pendidikan harus terjangkau oleh seluruh rakyat Indonesia. Banyaknya sekolah yang rusak menunjukkan kurangnya pendidikan di Indonesia. Tentu bukan hanya fisik, bisa jadi gurunya pun kekurangan gaji dan tidak mengajar lagi.

Kedua, pembagian tanah/lahan pertanian untuk petani. Paling tidak separuh rakyat (sekitar 100 juta penduduk) Indonesia masih hidup di bidang pertanian. Menurut Bank Dunia, mayoritas petani Indonesia memiliki lahan kurang dari 0,4 hektar. Bahkan ada yang tidak punya tanah dan sekedar jadi buruh tani. Kadang terjadi tawuran antar desa hingga jatuh korban jiwa hanya karena memperebutkan lahan beberapa hektar.

Ketiga, tutup bisnis pangan kebutuhan utama rakyat dari para pengusaha besar. Para petani/pekebun kecil sulit untuk mengekspor produk mereka. Sebaliknya para pengusaha besar dengan mudah mengekspor produk mereka (para pengusaha bisa menekan/melobi pemerintah) sehingga rakyat justru bisa kekurangan makanan atau harus membayar tinggi sama dengan harga Internasional. Ini sudah terbukti dengan melonjaknya harga minyak kelapa hingga 2 kali lipat lebih dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan akibat kenaikan harga Internasional. Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.

Keempat, lakukan efisiensi di bidang pertanian. Perlu dikaji apakah pertanian kita efisien atau tidak. Jika pestisida kimia mahal dan berbahaya bagi kesehatan, pertimbangkan predator alami seperti burung hantu untuk memakan tikus, dsb. Begitu pula jika pupuk kimia mahal dan berbahaya, coba pupuk organik seperti pupuk hijau/kompos. Semakin murah biaya pestisida dan pupuk, para petani akan semakin terbantu karena ongkos tani semakin rendah.

Kelima, data produk-produk yang masih kita impor. Kemudian teliti produk mana yang bisa dikembangkan di dalam negeri sehingga kita tidak tergantung dengan impor sekaligus membuka lapangan kerja. Sebagai contoh jika mobil bisa kita produksi sendiri, maka itu akan sangat menghemat devisa dan membuka lapangan kerja. Ada 1 juta mobil dan 6,2 juta sepeda motor terjual di Indonesia dengan nilai lebih dari Rp 200 trilyun/tahun. Jika pemerintah menyisihkan 1% saja dari APBN yang Rp 1.000 trilyun/tahun untuk membuat/mendukung BUMN yang menciptakan kendaraan nasional, maka akan terbuka lapangan kerja dan penghematan devisa milyaran dollar setiap tahunnya.

Keenam, stop eksploitasi/pengurasan kekayaan alam oleh perusahaan asing. Kelola sendiri. Banyak kekayaan alam kita yang dikelola oleh asing dengan alasan kita tidak mampu dan sedang transfer teknologi. Kenyataannya dari tahun 1900 hingga saat ini ketika minyak hampir habis kita masih ”transfer teknologi”.

Ketujuh, masyarakat juga harus ikut andil dalam mensejahterakan kehidupan. Apabila masih belum ada lowongan pekerjaan, masyarakat bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Lebih bagus lagi, jika masyarakat bisa membuat lapangan pekerjaan sendiri itu bisa menampung orang lain untuk menjadi karyawan kita.

Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar