PERBEDAAN KEWIRASWASTAAN, WIRASWASTA, DAN WIRASWASTAWAN
Kewiraswastaan
adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk beresiko dengan menginvestasikan
dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan
menjadikannya berhasil.
Wiraswasta
adalah bidang usaha yang dibangun oleh seseorang
dengan kepribadian tertentu hingga menjadi seorang wiraswastawan atau
entrepreneur.
Wiraswastawan adalah seseorang yang memiliki
kepribadian tertentu secara kualitatif lebih dari manusia umumnya yakni
memiliki kemampuan berdiri diatas kekuatan sendiri, mengambil resiko,
menetapkan tujuan atas pertimbangan sendiri, memiliki semangat bersaing yang
kuat, berorientasi kerja keras, kreatif, inovatif, dan motivasi berprestasi.
PERBEDAAN PERUSAHAAN BESAR DAN PERUSAHAAN KECIL
Perusahaan
Besar
·
Dikelola
bukan oleh pemilik
·
Struktur
organisasi kompleks
·
Pemilik
mengenal sedikit karyawan
·
Prosentase
kegagalan rendah
·
Banyak
ahli manajemen
·
Modal
jangka panjang relatif mudah diperoleh
Contoh:
1.
Bank
Rakyat Indonesia
2.
Semen
Gresik
3.
Bank
Central Asia
4.
Telkom
Indonesia
5.
Gudang
Garam
Perusahaan
Kecil
·
Umumnya dikelola pemilik
·
Struktur organisasi sederhana
·
Pemilik mengenal karyawan
·
Prosentase kegagalan perusahaan tinggi
·
Kekurangan manajer yang ahli
·
Modal jangka panjang sulit diperoleh
Contoh:
1.
Ayam
Bakar Mas Mono
2.
Pecel
Lele Lela
3.
Tahu
Jeletot
FRANCHISE LOKAL DAN ASING DI INDONESIA
Pengertian waralaba atau franchising adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual atau pertemuan dari cirri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Menurut International Franchise Association (IFA) franchise adalah sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchise, dimana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee misalnya, lewat pelatihan, di bawah merek dagang yang sama, format dan standar operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana franchisee menamankan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah: Suatu system pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik mereka (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, system, prosedur, dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.
Contoh Franchise Asing:
1.
Mc.
Donald
2.
KFC
3.
Hoka-Hoka
Bento
4.
Pizza
Hut
5.
Dunkin
Donuts
6.
Coca-cola
7.
A&W
8.
Swensens
9.
Fashion
cafe
10. Red Lobster
Contoh Franchise Lokal:
1.
CFC
2.
Holland
Bakery
3.
Es
Teler 77
4.
Ayam
Goreng Mbok Berek
5.
Pecel
Lele Lela
6.
Beef
Bowl
7.
Isabento
8.
Kebab
Baba Rafi
9.
Bolo-bolo
10. Delly Joy
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FRANCHISE
Keuntungan Franchise
a.
Kurangnya
pengetahuan dasar dan pengetahuan khusus yang dimiliki franchisee,
ditanggulangi dengan program pelatihan dari franchisor.
b.
Franchisee
mendapatkan insentif dengan memiliki bisnis sendiri yang memiliki keuntungan
tambahan dari bantuan terus-menerus franchisor, karena franchisee adalah
pengusaha independen yang beroperasi di dalam kerangka perjanjian franchise.
c.
Di
dalam banyak kasus, bisnis franchisee mendapat keuntungan dari operasi di bawah
nama yang telah mapan dalam pandangan dan fikiran masyarakat. Tentunya akan ada
skema francise baru yang masih dalam proses menjadi mapan dan yang namanya
belum begitu dikenal.
d.
Franchisee
membutuhkan modal yang lebih kecil dibandingkaan bila ia mendirikan bisnis
secara mandiri, karena franchisor melalui operasi percobaannya telah
menghapuskan biaya-biaya yang tidak perlu.
e.
Franchisee
akan menerima bantuan berikut ini: Seleksi tempat, mempersiapakan perbaikan
gedung atau ruangan, mendapatkan dana untuk sebagian biaya akuisisi dari bisnis
yang difranchisekan, pelatihan staff dan pegawai, pembelian peralatan, seleksi
dan pembelian suku cadang serta membantu membuka bisnis dan menjalankannya
dengan lancar.
f.
Franchisee
mendapat keuntungan dari aktifitas iklan dan promosi franchisor pada tingkat
nasional.
g.
Franchisee
mendapatkan keuntungan dari daya beli yang besar dan kemampuan negosiasi yang
dilakukan franchisor atas nama seluruh franchisee di jejaringnya.
h.
Franchisee
mendapatkan pengetahuan yang khusus dan berskill tinggi serta pengalaman dari
organisasi dan manajemen kantor pusat franchisor, walaupun dia tetap mandiri
dalam bisnisnya sendiri.
i.
Risiko
bisnis franchisee berkurang sangat besar.
j.
Franchisee
mendapatkan jasa-jasa dari para staf lapangan franchisor yang berada di sana
untuk membantunya mengatasi masalah-masalah yang mungkin timbul dari waktu ke
waktu dalam pengelolaan bisnis.
k.
Franchisee
mendapat keuntungan dari penggunaan paten, merek dagang, hak cipta, rahasia
dagang serta proses, formula, dan resep rahasia milik franchisor.
l.
Franchisor
mengumpulkan banyak informasi dan pengalaman yang tersedia sebanyak-banyaknya
untuk dibagi kepada seluruh franchisee dalam sistemnya.
m. Kadang-kadang terdapat jaminan
territorial untuk memastikan bahwa tidak ada franchisee lain di dalam wilayah
bisnis franchise.
n.
Dengan
dukungan yang diberikan bank-bank kepada franchising, franchisee akan sangat
mungkin mendapatkan akses ke sumber-sumber pinjaman dan syarat-syarat pinjaman
yang tersedia baginya.
Kerugian Franchise
a.
Tidak
dapat dihindari bahwa hubungan antara franchisor dengan franchisee pasti
melibatkan penekanan kontrol, karena kontrol tersebut akan mengatur kualitas
jasa dan produk yang akan diberikan kepada masyarakat melaluhi franchisee.
b.
Franchisee
harus membayar kepada franchisor untuk jasa-jasa yang didapatkannya dan untuk
penggunaan system, yaitu dengan uang franchise (franchise fee) pendahuluan dan
uang franchise terus menerus.
c.
Kesukaran
dalam menilai kualitas franchisor.
d.
Kontrak
franchise akan berisi beberapa pembatasan terhadap bisnis yang difranchisekan.
e.
Franchisee
mungkin akan menemukan dirinya menjadi terlalu tergantung terhadap franchisor.
f.
Kebijakan-kebijakan
franchisor mungkin mempengaruhi keberuntungan franchisee.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar