Character Building
Membangun karakter atau yang
lebih popular dengan istilah Character
Building, merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah ini
biasanya banyak dijual di kursus-kursus kepribadian, bahkan diobral di
seminar-seminar yang bertajuk pengembangan diri, entah itu dalam bentuk
implementatif maupun hanya sekedar teori. Oleh karenanya wajar apabila kemudian
timbul pertanyaan dari pembaca yang budiman: “Membangun karakter? Apa, sih? Cape, deh!”
Sebagaimana yang telah kita
pahami bersama, pengertian karakter adalah
sifat-sifat kejiwaan, seperti tabiat, watak, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lainnya. Sedangkan pengertian dari membangun adalah proses pengolahan dan
pembentukan suatu unsur atau materi yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru
dan berbeda. Dari kedua pengertian tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa membangun karakter adalah suatu
proses pembentukan watak atau budi pekerti. Tentunya dalam pengertian yang
positif, tujuan dari pembentukan watak atau budi pekerti disini adalah menjadi
lebih baik dan terpuji dalam kapasitasnya sebagai pribadi yang mempunyai akal
budi dan jiwa.
Pertanyaan berikutnya: So what gitu, lho? Apa hubungannya
dengan kita-kita yang ada di Pengadilan Pajak? Adakah dia bisa membuat kita
lebih cantik atau ganteng, kelihatan lebih seksi dan awet muda? Jawabannya adalah
ya! Why not? Apabila hal tersebut
kita kaitkan dengan inner beauty atau
inner handsome , tentu pribadi yang
baik dan jiwa yang sehat akan memancarkan aura yang positif yangbisa membuat
kita kelihatan lebih cantik atau tampan, seksi, dan awet muda.
Dalam
perspektif yang lebih luas, hal tersebut dapat kita korelasikan dengan harapan
dan usaha kita untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik. Sebagaimana
kita mahfum, gaji dan tunjangan yang kita terima setiap bulannya, sebagian
besar bersumber dari pajak yang dipungut oleh Negara dari rakyat, dan hal itu
bisa diartikan bahwa sejatinya kita ini adalah pegawainya rakyat, maka sebagai
pegawai rakyat, kita wajib untuk bekerja seoptimal mungkin untuk rakyat.
Paradigma bahwa Pegawai Negeri adalah Penguasa (The Lord) yang bisa bersikap
seenaknya dan sewenang-wenang kepada rakyat, semestinya diubah menjadi Pegawai
Negeri yang berkarakter (terpuji), yaitu Pegawai Negeri yang mendefinisikan dan
memosisikan diri sebagai Pelayan Rakyat (Public Servant).
Lalu
pertanyaannya sekarang : How? Dengan cara apa kita bisa membangun karakter yang
terpuji itu? Jawabannya adalah banyak cara untuk itu, baik melalui pendidikan
formal dan informal, maupun melalui aktualisasi diri. Salah satu cara yang
telah diupayakan Sub Bagian Kepegawaian/Sumber Daya Manusia di Pengadilan Pajak
adalah melalui pendidikan informal, yaitu training ESQ. Fenomena training ESQ
beberapa waktu yang lalu bisa kita ibaratkan sebagai oase di
padang yang tandus. Meski efek positifnya hanya terasa kurang-lebih seminggu,
namun hal tersebut memberikan secercah harapan bahwa sesungguhnya kita masih
mempunyai hasrat untuk introspeksi diri demi menjadi pribadi yang lebih baik,
bertanggung jawab, baik kepada diri sendiri, negara, bangsa, dan tentunya
kepada Tuhan Yang Mahaesa. Betapa meruginya kita, apabila penyesalan dan
linangan air mata yang tumpah-ruah pada saat itu, menjadi sia-sia hanya karena
kita mengulangi lagi perbuatan buruk yang telah kita sesali.
Adapun
pendidikan formal sebagai salah satu instrumen dalam membangun karakter adalah
dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan formal
secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengembangan karakter
individu seseorang. Pola pikir seorang Doktor dan Master yang sudah terbiasa
menganalisa suatu obyek atau pokok permasalahan secara lebih mendalam dan
mendetail, semestinya akan berbeda dengan seorang Sarjana
Strata Satu yang dididik dengan teori-teori dan aplikasinya yang masih bersifat
umum.
Upaya
membangun karakter melalui aktualisasi diri, bisa kita lakukan dengan ikut
aktif dalam berbagai kegiatan, baik di lingkungan tempat kerja maupun
masyarakat. Aktulisasi diri di lingkungan masyarakat bisa dilakukan dengan
aktif di kegiatan dengan lingkup yang kecil seperti RT, RW, atau aktif di
lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan, seperti LSM, atau di lembaga-lembaga
keagamaan, seperti forum pengajian atau persekutuan gereja. Sedangkan aktualisasi
diri di lingkungan tempat kerja kita di Pengadilan Pajak, bisa dilakukan dengan
ikut aktif di pengadaan, maupun di berbagai kegiatan PIU, seperti CMCAS,
Transformasi SDM, dan Survei Kepuasan Stakeholder.
Akhirnya,
selain instrumen-instrumen yang sudah dijabarkan di atas, ada satu hal yang
sangat prinsip dan merupakan kata kunci ataumain point, yakni keinginan
untuk berubah menjadi lebih baik sesungguhnya berpulang pada moral
choice (keputusan moral) pada masing-masing individu itu sendiri.
Pendidikan formal, training ESQ, aktualisasi diri, atau kegiatan apapun yang
sejenis, hanyalah media atau instrumen belaka. Semuanya akan menjadi tidak
berarti, apabila di dalam diri individu yang bersangkutan tidak ada keinginan
yang kuat (spirit) untuk berubah.
Sumber:
http://adnanarticle.blogspot.co.id/2008/07/character-building.html Diakses 24 April 2016 20:00
Analisis:
Dari artikel mengenai Character Building diatas dapat
diketahui bahwa sekarang ini sudah banyak orsng-orang atau instansi-instansi yang
membahas tentang Character Building. Pada dasarnya watak atau kepribadian seseorang
berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain, cara membangun
karakternya juga berbeda-beda. Dalam perbedaan itulah biasanya ada individu
yang berbuat semaunya sendiri, maka di bentuklah proses Character Building agar
setiap individu dapat membentuk watak dan budi pekerti yang lebih baik dari
sebelumnya. Cara yang ditempuh misalnya bisa dilakukan dengan ESQ. Memang
dengan ESQ efek yang positifnya hanya terasa kurang lebih 1 minggu, tetapi hal
itu bagus daripada tidak dilakukan cara sama sekali. Pada dasarnya semua
cara-cara yang ditempuh bisa berhasil jika ada niat dan usaha dari para
individunya sendiri yang menjalankannya, jika niat tak ada dan menjalankan cara
tersebut dengan berat hati percuma saja karena tidak akan memberikan efek
apa-apa dan terkesan hanya membuat-buang waktu.