Kau sering
mengucapkan kata rindu padaku disetiap ujung pesan kita. Selalu saja kau
ucapkan itu saat kau akan meninggalkanku ketempat dimana kau akan menimba ilmu.
Setiap minggu aku selalu menunggu kabar darimu. Ya, kabar dimana kau mengatakan
bahwa kau sudah pulang kembali ke rumah. Betapa senang hatiku saat menerima
pesan singkatmu itu memasuki sudut handphoneku. Tersenyum, hal itu yang pertama
kali aku bisa lakukan saat ku baca perlahan kata demi kata dari pesanmu. Memang
pesan itu menurut sebagian orang itu biasa saja, namun bagiku itu merupakan hal
yang jarang sekali terjadi.
Saat kau sedang
berlibur, aku sempatkan waktuku untuk sedikit berbincang denganmu di setiap
pesan yang kau kirim karena aku tau waktumu untukku hanyalah saat kau berlibur
saja. Hingga larut malam aku selalu saja berbincang denganmu, hingga suatu
ketika kau menelponku saat aku tak kunjung membalas pesan darimu.
Setelah rutinitas
itu kita lewati selama berbulan-bulan, tiba-tiba saja kau mengatakan sesuatu
hal yang tak pernah ku duga sebelumnya. Memang sebelumnya kau pernah
mengatakannya, namun aku pikir itu hanya candaanmu saja dan aku tak pernah
menganggap itu serius. Namun pada malam itu saat kau mengatakan hal itu
kepadaku aku merasa gejolak yang tak biasa. Hatiku degdegan saat mendengar itu,
ini tak seperti sebelum-sebelumnya.
Sejak kejadian
malam itu aku merasakan ada yang berbeda dengan sikap dirinya ke padaku. Ya,
mungkin itu adalah cara dia membuktikan kepadaku. Hingga beberapa hari aku
menggantungkan harapannya padaku, akhirnya aku menerimanya.
Hari berganti hari,
dan selama ia libur panjang aku selalu berkomunikasi dengannya baik melalui pesan
singkat ataupun melalui telepon. Hingga pada akhirnya dia harus kembali menimba
ilmu dan lagi-lagi aku harus berpisah komunikasi dengannya. Sudah jarak terpisahkan,
komunikasi juga harus terpisah. Ah, apalah arti semua ini! Aku hanya bisa
menunggu dan terus menunggu saat kau pulang.
Pertengkaran-pertengkaran
kecil sering terjadi diantara kita. Namun semuanya bisa teratasi karena salah
satu diantara kita bisa mengalah karena tak ingin memperpanjangmasalah. Hingga pada
suatu ketika ada permasalahan
yangmenurutku sepele dan sepertinya bisa diselesaikan dengan baik-baik. Namun tidak
dengan dirinya, hingga dia mengakhirinya.
Singkat memang
hubungan ini terjalin. Namun apalah daya jika semua ini sudah terjadi. Kadang aku
berfikir apakah aku hanya pelarianmu saja? Apakah aku hanya sebagai tempat kau bersandar
ketika kau lelah? Apakah aku hanya seseorang yang bisa kau bodohi? Ah, hanya
kau yang bisa menjawab segala pertanyaan-pertanyaanku itu.
Kini, aku dan kamu
sedang merajut perjalanan masing-masing. Sedang menuju kearah kesuksesan. Semoga
bahagia! J